Mewaspadai Titik Lemah
Hakim-hakim 16: 1-22
Strategi Simson untuk mengalahkan bangsa Filistin bukan tanpa risiko. Ia menikahi orang Filistin bukan karena tidak ada perempuan cantik di Israel, melainkan karena merekomendasikan cari perkara dengan orang-orang Filistin. Ia menyerang Filistin bukan dengan pasukan yang banyak, tetapi seorang diri saja. Jadi, ini merupakan konflik antarpribadi, bukan perang antarbangsa. Hal ini terbukti kebenarannya korban dari pihak Israel.
Simson telah membunuh banyak orang Filistin sehingga menimbulkan kerugian besar bagi mereka (Hak. 14-15). Kemudian, ia mulai mengincar kota besar, yaitu Gaza. Orang Filistin mengepungnya di pintu gerbang kota. Tetapi, ia mencabut pintu gerbang kota tersebut dan meletakkannya di atas bukit. Tindakannya menunjukkan bahwa ia telah membobol pertahanan kota itu.
Peristiwa ini menyadarkan bangsa Filistin bahwa Simson tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan pasukan. Akhirnya, mereka menggunakan kekuatan perempuan. Oleh karena cintanya kepada Delila, Simson mengaku bahwa ia seorang nazir Allah dan kekuatannya akan hilang kalau rambutnya dicukur. Sesungguhnya, letak kekuatan Simson ada pada hubungan istimewanya dengan Allah. Sebagai seorang nazir, ia harus menjaga kekudusannya dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang (Bil. 6: 5). Jika rambutnya dicukur, itu artinya melanggar janji kepada Allah yang merupakan sumber kekuatannya.
Seperti peribahasa: "Sepandai-pandainya tupai, akhirnya jatuh juga." Awalnya, Simson memakai perempuan untuk mengalahkan bangsa Filistin. Namun kemudian, perempuan Filistin jugalah yang mengalahkannya. Dari kisah Simson, kita belajar sesuatu. Bukan hanya kelemahan yang bisa menghancurkan, tetapi juga kekuatan kita.
Karena itu, mohonlah kepada Tuhan agar kita senantiasa wawas diri terhadap kekurangan dan kelebihan yang ada pada kita. Pada saat kita kuat, justru kita justru meremehkan bahaya bahaya dan akhirnya terjatuh. Kita mesti waspada dan mengasah kepekaan batin agar lebih fokus kepada Tuhan.
Amen. So blessed!😇
BalasHapus