Hidup sebagai Anak-Anak Terang
Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya…
Mazmur 127: 1
Anak kecil biasa takut pada kegelapan mungkin disebabkan sering ditakut-takuti orang. Memang dalam kegelapan malam bayang-bayang pohon dan gemerisik daun-daunnya dapat membangkitkan rasa takut dalam hati seorang anak. Bahkan sinar mobil yang terang benderang namun sekilas saja menimbulkan bayang-bayang melalui jendela yang bisa menakutkan juga.
Dalam Alkitab digunakan sebagai metafora, pengembaraan, dosa dan kejahatan. Kerajaan iblis dilukiskan sebagai kegelapan kegelapan, sedang orang yang tidak berjalan dalam kegelapan. Demikian pula kematian adalah kegelapan yang terpisah dari kehidupan. Memang, salah, bila kita takut kepada kegelapan dan kejahatan, ketidakmanan dan neraka.
“Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (I Yohanes 1: 5) dan Tuhan Yesus menyebut diri: “Akulah terang dunia” (Yohanes 8:12). Salah satu karya Roh Kudus adalah “menerangi” hati dan pikiran kita sehingga kita percaya kepada Yesus karena dulu kita adalah kegelapan, namun kini kita adalah terang. Itulah alasan, Tuhan menyebut kita “terang dunia” (Matius 5:14) dan hari ini kita dinasihatkan untuk hidup sebagai anak-anak terang.
Kegelapan atau iblis tak lagi atas kita dan maut tidak lagi menakutkan karena kita sudah dibebaskan dari dosa dan neraka. Sebagai anak-anak terang kita menerangi kegelapan. Sedikit terang sudah memberi pengharapan. Jika orang sekitar kita tidak melihat terang itu, apakah yang telah terjadi dengan perbuatan baik kita dan mana mungkin mereka memuliakan Bapa sorgawi kita?
Jika Paulus bersaksi dengan mengatakan: Memang dulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
(Tonci Babys)
Komentar
Posting Komentar